Cari Tahu Penyebab Kerusakan Telur Yang Dapat Mengganggu Kualitasnya
/
0 Comments
Penyebab
kerusakan telur dapat bersumber
dari berbagai hal seperti lamanya telur tersebut disimpan dan masih banyak
lagi. Telur ayam merupakan sumber protein hewani yang menjadi pilihan utama
masyarakat karena harganya yang terjangkau dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
tubuh. Meskipun dapat bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan sumber
protein lainnya seperti daging ataupun ikan, telur juga tetap riskan terhadap
kerusakan. Kerusakan telur dapat disebabkan oleh mikroba yang tumbuh pada area
cangkang atau kulitnya. Mikroba atau bakteri yang memiliki dampak tidak baik
tersebu dapat masuk dan mengontaminasi telur melalui celah pori-pori pada
cangkang melalui air, kotoran ayam yang menempel atau bahkan melalui udara.
Daftar Penyebab Kerusakan Telur
Pertumbuhan mikroba dan bakteri merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan telur yang sangat berpengaruh dan sangat mudah menyerang. Terdapat dua bakteri
atau mikroba yang umumnya dapat tumbuh pada cangkang atau kulit telur dan akhirnya membuat kualitas telur menjadi buruk. Mikroba atau bakteri tersebut antara lain Pseudomonas
serta salmonella. Kedua mikroba tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi
telur, antara lain:
-
Menjadi encernya
kuning telur ataupun putih telur sehingga waktu dipecah, kuning telur mudah
hancur dan menyatu dengan putih telur.
-
Kuning telur
terbungkus oleh lapisan yang memiliki warna merah keputihan.
-
Warna putih telur
berubah menjadi menghitam dan tidak kenyal atau lengket seperti yang masih
dalam kondisi segar.
-
Warna putih telur
juga menjadi kehijauan.
-
Telur mengeluarkan
bau tidak sedap yang menyengat hidung.
-
Baik putih maupun
kuning telur menjadi berwarna keabu-abuan dan bertekstur sangat encer dan
berair
Bakteri salmonella dapat berkembang dengan cepat dan
dapat mengontaminasi telur dengan cepat melalui cangkangnya. Bahkan bakteri ini
merupakan penyebab telur busuk yang paling sering terjadi. Penyebarannya pada cangkang
telur terjadi karena kotoran ayam yang mengontaminasi saat proses ayam
bertelur. Bakteri ini dapat berkembang biak pada membran kulit atau cangkang
telur dengan cepat apabila telur tidak disimpan pada suhu yang rendah. Pada
saat telur dibuka atau dipecah, bakteri ini akan langsung dengan mudah mengontaminasi
seluruh isi telur. akibat dari masuknya bakteri tersebut bagi tubuh ialah munculnya demam yang akan berkelanjutan menderita
salmonellosis ataupun tifus.
Ahar terhindari dari pengaruh buruk mikroba dan bakteri tersebut, sebaiknya setelah
membeli telur, cucilah hingga bersih cangkang atau kulit telur dan bebaskan
dari segala kotoran seperti kotoran ayam, darah atau kotoran lain yang
menempel. Setelah dicuci bersih, keringkan dengan kain kering dan simpan di
dalam lemari pendingin.
Selain bakteri yang
terdapat pada telur yang membuat
kontaminasi pada telur, terdapat faktor penyebab lain yang dapat mempengaruhi
kualitas telur. Penyebab tersebut ialah menyimpan telur di suhu ruang atau
tidak dalam lemari pendingin. Jika disimpan dalam suhu ruang, telur akan dengan
mudah mengalami penurunan massa atau berat. Hal tersebut dapat menyebabkan
pembengkakan kantung udara dalam telur yang membuat kuning telur serta putih
telur menjadi encer dan berair. Hal tersebut akhirnya dapat menimbulkan bau
busuk yang menyengat serta bercak berwarna yang disebabkan oleh pertumbuhan
bakteri. Oleh karenanya, penyimpanan telur harus benar-benar diperhatikan.
Sebaiknya jangan menyimpan telur dalam suhu ruang namun menyimpannya dalam
lemari pendingin dengan suhu di bawah 20 derajat dan dalam kondisi cangkang
yang bersih serta kering.
Setelah mengetahui beberapa penyebab kerusakan telur melalui ulasan di atas, sebaiknya
penyimpanan telur haruslah dilakukan dengan baik dan tepat. Dengan demikian,
tak perlu khawatir lagi dalam menyimpan persediaan telur di rumah.